langerhanscellhistiocytosis.org – Sebuah kejadian tak terduga terjadi di Lapangan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, di mana jemaah salat Idul Fitri memilih untuk membubarkan diri lebih awal. Hal ini disebabkan oleh isi khotbah yang disampaikan oleh khatib dan berkaitan dengan isu pemilu yang sensitif.
Viralitas Insiden Salat Idul Fitri di Media Sosial
Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @merapi_uncover. Dua video yang dirilis menunjukkan momen ketika ratusan jemaah meninggalkan lokasi salat, meskipun khatib belum menyelesaikan khotbahnya.
Khotbah Politik Picu Reaksi Jemaah
Rekaman video pertama menangkap momen ketika jemaah secara masif keluar dari lapangan, disertai suara-suara yang menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap isi khotbah. “Ora bener iki,” adalah salah satu tanggapan yang terdengar dari kerumunan.
Isu Pemilu dalam Khotbah Idul Fitri
Video kedua lebih lanjut mengungkapkan bahwa khatib menyampaikan pandangannya tentang dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024. Khatib tersebut menyatakan bahwa pemilu diwarnai oleh tindakan tidak adil, dan secara eksplisit menyebutkan Presiden Joko Widodo terkait dengan tuduhan tersebut.
Reaksi Komunitas terhadap Khotbah yang Kontroversial
Konten khotbah yang terekam menunjukkan sang khatib berbicara tentang kekecewaan yang luas terhadap pemilu dan mengajak jemaah untuk bertobat atas pilihan mereka. Pernyataan ini menimbulkan reaksi yang kuat di kalangan jemaah, yang memutuskan untuk tidak melanjutkan ritual keagamaan tersebut.
Insiden ini menyoroti sensitivitas topik politik dalam forum keagamaan dan dampaknya terhadap harmoni kegiatan komunal. Kejadian ini juga memicu diskusi tentang batasan konten politik dalam khotbah keagamaan, khususnya selama hari raya umat Islam.