https://www.bonanzarestaurants.com/ – Tradisi pertunangan dalam budaya Chinese memiliki nilai luhur yang melekat kuat hingga saat ini. Setiap prosesi bukan hanya sekadar formalitas, melainkan mengandung harapan, doa, serta penghormatan terhadap leluhur dan keluarga.
Prosesi pertunangan biasanya dimulai dengan acara “Guo Da Li”, di mana pihak pria membawa berbagai persembahan kepada keluarga wanita. Mereka membawa barang-barang seperti kue-kue tradisional, angpau, teh, serta perlengkapan simbolis lainnya. Setiap persembahan memiliki makna mendalam. Misalnya, kue bulan atau kue bulat melambangkan keutuhan dan kesatuan, sementara angpau berisi harapan akan kemakmuran dan keberuntungan.
Setelah itu, keluarga wanita membalas dengan prosesi “Hui Li”. Mereka mengembalikan sebagian hadiah sebagai tanda bahwa keluarga wanita menerima lamaran dengan tulus dan menghargai kebaikan pihak pria. Tradisi ini memperlihatkan pentingnya keseimbangan dalam hubungan dua keluarga.
Tak hanya itu, dalam budaya Chinese, memberikan teh saat pertunangan juga memiliki arti penting. Calon pengantin perempuan biasanya menyerahkan teh kepada orang tua pria sebagai bentuk penghormatan. Gestur sederhana ini menyampaikan rasa terima kasih dan kesediaan untuk menjadi bagian dari keluarga baru.
Seluruh prosesi ini menekankan pentingnya nilai kekeluargaan, rasa hormat, serta harapan akan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera. Tradisi pertunangan Chinese mengajarkan bahwa pernikahan bukan sekadar menyatukan dua individu, melainkan juga membangun ikatan yang kokoh antar dua keluarga besar.
Melalui pertunangan, kedua belah pihak tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga menunjukkan komitmen yang serius untuk melangkah ke jenjang pernikahan dengan restu dan doa seluruh keluarga. Tradisi ini, hingga kini, tetap dijaga karena ia mengandung kearifan lokal yang mengakar kuat dalam budaya Tionghoa.